Selasa, 07 November 2023

Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut


“Pengidap penyakits diabetes rentan mengalami sakit gigi. Hal itu karena gula darah yang tinggi bisa berdampak buruk pada kesehatan seluruh tubuh, termasuk gigi dan gusi. Kondisi ini tidak boleh disepelekan, karena sakit gigi akibat penyakit gusi yang parah bisa memperburuk diabetes. Dengan mengetahui kapan harus ke dokter gigi, pengidap diabetes bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.”



Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak karena tubuh tidak dapat secara optimal melepaskan insulin yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia).

 

Kondisi Kesehatan Mulut Akibat Diabetes

Menurut American Diabetes Association (ADA), penderita diabetes berisiko lebih tinggi terkena penyakit mulut, seperti gingivitis atau radang gusi. Ini adalah tahap awal perjalanan dari penyakit gusi. Bila tidak segera diatasi, penyakit akan berkembang semakin parah dan serius, seperti periodontitits. Pada tahap ini, kerusakan pada tulang alveolar dapat terjadi sehingga gigi geligi penderita dapat goyang, bahkan bisa tanggal atau copot. Hal ini mungkin terjadi karena pada penderita diabetes memiliki risiko lebih besar terhadap infeksi bakteri. Selain itu, kemampuan tubuh penderita diabetes dalam melawan bakteri menurun.

 

Penyebab Sakit Gigi pada Pengidap Diabetes

Berikut ini masalah kesehatan mulut yang sering menyerang pengidap diabetes dan menyebabkan sakit gigi:

1.      Gigi Berlubang

Di dalam mulut, terdapat banyak jenis bakteri secara alami. Ketika gula dan pati dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi berinteraksi dengan kumpulan bakteri ini, lapisan lengket yang dikenal sebagai plak akan terbentuk pada gigi.

Asam dalam plak kemudian akan menyerang permukaan gigi (enamel dan dentin) dan bisa menyebabkan gigi berlubang dan penyakit gusi. Semakin tinggi kadar gula darah kamu, maka semakin banyak kandungan gula dalam air liur, sehingga semakin banyak asam yang mengikis gigi.

2.      Gingivitis

Diabetes mengurangi kemampuan untuk melawan bakteri. Bila kamu tidak menghilangkan plak dengan menyikat gigi dan flossing secara teratur, plak akan mengeras di bawah garis gusi menjadi zat yang disebut karang gigi.

Semakin lama plak dan karang gigi tertinggal di gigi, hal itu akan semakin mengiritasi bagian gusi di sekitar pangkal gigi, yang disebut gingiva. Lama kelamaan, gusi dapat menjadi bengkak dan mudah berdarah. Kondisi ini dikenal sebagai gingivitis.

3.      Periodontitis (Penyakit Gusi Lanjut)

Bila tidak diobati, gingivitis bisa menyebabkan infeksi yang lebih serius yang disebut periodontitis. Penyakit ini bisa menghancurkan jaringan lunak dan tulang yang menopang gigi. Akhirnya, periodontitis menyebabkan gusi dan tulang rahang terlepas dari gigi, yang pada gilirannya menyebabkan gigi kamu kendur dan mungkin copot.

Periodontitis cenderung terjadi lebih parah di antara pengidap diabetes, karena diabetes menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan memperlambat penyembuhan. Infeksi seperti periodontitis juga bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat, yang pada gilirannya membuat diabetes lebih sulit dikendalikan.

 

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Pada 

Pasien Diabetes Melitus :

1.      Menganjurkan pentingnya memberikan makanan akan rendah kadar gula

2.      Menggosok gigi secara rutin agar tidak terjadi masalah kesehatan gigi dan mulut

3.      Menjaga pola makan sehat

4.      Rutin kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

 

Profil Puskesmas Bugangan

1.      Tempat

a.       Alamat

Jl. Musi Raya No.22, Bugangan, Kecamatan. Semarang Timur., Kota Semarang, Jawa Tengah 50126, Indonesia

b.      Visi dan Misi

1)      Visi

Dalam mewujudkan gambaran Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bugangan di masa depan maka Puskesmas memiliki visi “Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin hebat Berlandaskan Pancasila dalam Bingkai NKRI Yang Ber Bhineka Tunggal Ika”

Visi tersebut mengandung filosofi pokok Program UKP dan UKM yaitu dengan meningkatkan pelayanan dalam gedung dan terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit hasil yang akan dapat dicapai. Perilaku masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bugangan yang mandiri untuk hidup sehat diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Disamping itu semua lapisan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bugangan juga mempunyai akses dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.

2)      Misi

Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran organisasi Puskesmas Bugangan, yang bertanggungjawab secara teknik terhadap pencapaian tujuan dan sasaran Pembangunan Kesehatan Puskesmas Bugangan yang mendukung Pembangunan Kota Semarang, yaitu: Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Produktif untuk mencapai Kesejahteraan dan Keadilan Sosial.

c.       Batas Wilayah dan Luas Wilayah Kerja

Secara Adminstratif wilayah kerja meliputi 3 (tiga) kelurahan, yaitu : Kelurahan Bugangan, Kelurahan Mlatiharjo, Kelurahan Kebonagung. Kelurahan yang mempunyai wilayah terluas yaitu kelurahan Bugangan, dengan luas wilayah 0,49 km2, sedangkan kelurahan yang mempunyai wilayah terkecil adalah kelurahan Kebonagung, dengan luas wilayah 0,24 km2. Batas wilayah administratif Puskesmas Bugangan adalah sebagai berikut :

·         Sebelah Utara        : Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur

·         Sebelah Selatan     : Kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur

·         Sebelah Timur       : Kecamatan Gayamsari

·         Sebelah Barat        : Kecamatan Semarang Tengah

Wilayah Puskesmas Bugangan secara topografi merupakan dataran rendah, mempunyai ketinggian antara 10 – 30 m2 dari permukaan air laut. Berikut adalah peta wilayah kerja Puskesmas Bugangan.

d.      Sarana Kesehatan

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan Kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya Kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana Kesehatan, tenaga Kesehatan, perbekalan Kesehatan dan pembiayaan Kesehatan.

Untuk mewujudkan pelayanan Kesehatan yang optimal bagi Masyarakat perlu didukung adanya sarana Kesehatan yang menandai dan memilki kualitas dan pelayanan yang baik. Sarana Kesehatan dasar yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bugangan pada tahun 2022 yang menjadi jejaring dan mitra dalam melaksanakan layanan Kesehatan terdiri dari : Klinik Pratama, Dokter praktek, Bidan Praktek Mandiri, Laboratorium Kesehatan dan Apotik.

 

Minggu, 13 Agustus 2023

Cara Merawat Gigi Pada Balita

Merawat kesehatan gigi anak sejak dini merupakan cara terbaik untuk menjaga mulut dan gigi buah hati tetap sehat. Dari usia bayi sampai umur 5 tahun (balita), perlu mengajarkan pentingnya perawatan gigi agar tidak terjadi kerusakan maupun penyakit mulut saat dewasa. Balita merupakan anak yang masih membutuhkan bantuan orang tua dalam menjalankan aktivitasnya. Perlindungan Kesehatan gigi dan mulut anak dibawah usia 5 tahun tetap harus dilakukan, karena kita tahu bahwa usia ini merupakan awal dari perkembangan anak. Hal ini terkait dengan konsep Kesehatan gigi dan mulut, jika pada anak sudah memiliki ingatan, gerak tubuh dan kebiasaan, maka pada usia dewasa lambat laun mereka akan terbiasa. Karena itu peran orang tua perlu menanamkan pengetahuan, sikap dan Tindakan sejak usia dini.

Orang tua khususnya ibu memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak. Setiap orang tua hendaknya memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya, sehingga dapat membimbing dan mendidik anaknya tentang kegiatan kebersihan gigi dan mulut. Perilaku dan sikap orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi perilaku anak. Orang tua perlu merawat gigi bayinya dengan baik. Berikut cara merawat gigi dan membersihkan gigi pada balita :

1.                              1. Perawatan Gigi Bayi Pada Usia 0-6 bulan


    Pada tahap ini biasanya akan tumbuh dua gigi depan 
    bagian bawah. Untuk merawatnya, berikut yang dapat 
    dilakukan : 

·   Ambil was lap atau kain kasa steril, lilitkan di jari telunjuk, dan celupkan ke  air hangat.

· Cara membersihkan gusi bayi adalah dengan menggosok gusi bayi secara perlahan, dan

·  Dilakukaan minimal 2 kali sehari. Usap juga pipi dan lidah agar tidak ada sisa asi. 

· Bersihkan gusi bayi setelah menyusu dan sebelum tidur. Hal ini dapat membantu membersihkan sisa asi yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.

2.  Perawatan Gigi Bayi Usia 7-12 bulan


Pada tahap ini, balita biasanya sudah memiliki empat gigi di depan dan depan. Menurut Journal of American Dental Association disarankan untuk mengajak si kecil memeriksakan gigi ke dokter gigi. Untuk perawatan gigi di rumah, bisa memulainya dengan menyikat gigi menggunakan sikat gigi khusus anak-anak.

·      Pertama pilih sikat gigi silikon yang sesuai dengan ukuran rongga mulut bayi.

·      Ganti sikat gigi silikon setiap 3 bulan sekali


3. Perawatan Gigi Bayi di Usia 13-24 bulan

    Pada tahap ini akan tumbuh empat gigi taring atas dan bawah, serta empat gigi geraham pertama atas dan bawah. Adapun perawatan gigi yang dapat dilakukan dirumah, yaitu sebagai berikut:

·   Gunakan pasta gigi mengandung fluoride, dengan takaran sebesar biji beras untuk sekali sikat gigi.

·     Sikat gigi dua kali sehari, yaitu pada pagi dan malam sebelum tidur.

·  Kegiatan sikat gigi masih harus dibantu dan diawasi oleh orang tua, karena kemampuan motorik anak belum sempurna.

·      Sebisa mungkin mulai alihkan penggunaan botol susu ke gelas.

·     Jika si kecil punya kebiasaan mengisap ibu jari, pastikan ia bisa menghentikannya sebelum genap berusia empat tahun.

       Selain cara merawat gigi balita, adapun pemberian jenis makanan yang tepat. Kebutuhan zat gizi pada anak akan semakin meningkat dikarenakan masih berada dalam masa pertumbuhan yang cepat ditambah aktivitas yang tinggi. Selain itu, anak mulai memiliki pilihan terhadap makanan yang disukai, salah satunya makanan jajajnan. Oleh karena itu, jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian lebih khusus, terutama dalam membantu anak bisa memilih makanan yag bergizi seimbang. Makanan yang dapat diberikan, di antaranya.

         Buah dan sayur, seperti pir, melon, apel, dan lainnya paling baik untuk dijadikan camilan atau snack. Karena jenis makanan ini mengandung lebih banyak air dan serat, dan berikan anak makanan yang mengandung tinggi kalsium seperti, susu, brokoli dan yoghurt.

        Dari beberapa tips di atas, salah satu yang sering kita lakukan adalah menggosok gigi. Kebiasaan menggosok gigi adalah kebiasaan sehat yang perlu dilakukan anak untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Terlebih lagi ketika usia anak semakin bertambah dan anak mulai mengkonsumsi berbagai jenis makanan, diantaranya makanan yang manis seperti jus buah, permen dan coklat. Makanan manis seperti itu dapat merusak kesehatan gigi anak dan bisa menimbulkan masalah gigi berlubang, gigi berwarna hitam keropos dan bau mulut tidak sedap. Oleh karena itu, penting sekali bagi para orang tua untuk mengajarkan cara menggosok gigi secara teratur kepada anak.


Berikut merupakan contoh video cara membersihkan gigi dan mulut pada balita :


Referensi:

https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-bayi/cara-tepat-merawat-gigi-dan-mulut-bayi

Saraswati, W. 2012. Tips Mengajari Gosok Gigi Ke Anak. http://informasitips.com/tips- mengajari-gosok-gigi-ke-anak







Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

“Pengidap penyakits diabetes rentan mengalami sakit gigi. Hal itu karena gula darah yang tinggi bisa berdampak buruk pada kesehatan seluruh ...